13 September 2007

Weruh Sadurunge Winarah

Seorang teman rupanya membaca kemarahan saya dan mengemail seperti ini, “Boss Riza, jangan marah soal Liga Inggris. hadapi dengan tenang dan cari cara yang elegan agar Liga Inggris tetap tayang. Kita juga nonton Astro kok.” Saya menjawab sambil tersenyum, “Hehehe, marah cuma katarsis aja kok biar nggak darah tinggi. Thank you untuk dukungannya.”

Saya senang ada yang mengungkapkan kepeduliannya kepada saya. Sejujurnya saya yakin kok banyak yang peduli dan simpati dengan “kemarahan” saya. Apakah kejengkelan dan rasa murka itu justifiable tentu bukan saya yang harus menilai, anda semua lah yang lebih berhak.

Respon istri saya ketika saya beri tahu lewat sms bahwa saya bikin blog gara-gara kemarahan dan kejengkelan saya simpel saja “Aaah, jangan kambuh suka damprat pemerintah dong!....” Saya cuma senyum kecut ketika membaca sms itu. Saya tak mendamprat pemerintah, hanya jengkel, kesel, marah dan murka saja melihat logika yang dipakai.

Mereka-mereka itu punya hak untuk bersematkan Burung Garuda lho. Lambang negara itu bukan untuk main-main. Ada banyak harapan digantungkan kepada mereka yang memakai lambang negara kita ini di baju yang mereka kenakan.

Saya jengkel, kesel, marah dan murka ketika dalam sebuah jumpa pers sang pejabat ditanya mengapa program eksklusif di TV berbayar lain tak dipersoalkan dan jawabannya adalah ”Karena tak ada orang protes”. Luar biasa. Artinya kalau mau pemerintah “peduli” kita harus protes, tak peduli apakah protes itu ada dasarnya atau sekedar protes yang ngawur. Kasihan sekali tugas Bapak Polisi, semakin banyak orang protes dan demo agar diperhatikan pemerintah.

Ini benar-benar cara pandang ngawur yang luar biasa. Saya benar-benar ndak mudheng dengan logika seperti itu. Bukankah seharusnya pemerintah itu weruh sadurunge winarah. Jadi tanpa harus minta, apalagi protes, sudah memberi, sudah mengayomi, sudah melindungi karena sudah tahu sebelumnya apa yang diperlukan dan dibutuhkan rakyatnya?



No comments: